Rabu, 12 Januari 2011

Muslim Feminis : Polemik Kemunduran dan kebangkitan Islam


Romli, Mohamad Guntur
Jakarta: Freedom Institute, 2010

Keunikan buku ini bukan terlihat dari judulnya, melainkan juga pada motivasi penulisnya, Mohamad Guntur Romli salah seorang feminis muslim dari kalangan NU-saya lebih suka menyebutnya “santri feminis”-menulis buku ini sebagai mahar buat istri tercinta yang juga muslimah feminis, Nong Darol Mahmada.
Musdah Mulia

Kelebihan buku ini adalah pengemasannya dari perspektif sejarah yang memberikan gambaran luas secara sosial-politik tentang pemikiran feminis di dalam kehidupan budaya Islam di Timur-Tengah. Pemahaman sejarah menempatkan isu-isu feminis sebagai perjuangan sosial dan bukan (hanya) agama. Buku ini menurut saya memberikan gambaran tersebut. Pun juga sebuah perkawinan adalah utamanya berbuat adil secara sosial, antara seorang laki dan perempuan. Selamat untuk Nong dan Guntur.

Gadis Arivia, Pendiri Jurnal Perempuan

Buku ini mengulas tiga “laki-laki feminis”, yakni Syaikh Rifa'ah at-Tha-thawi (1801-1873), Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905) dan Qasim Amin (1863-1908) yang mendobrak kebekuan pemikiran tentang teologi perempuan. Ia melontarkan kritik sengit terhadap pandangan teologis yang dalam alam bawah sadar mereka memiliki kebencian dan inferioritas terhadap perempuan. Melalui tiga tokoh laki-laki feminis ini, agenda kesetaraan dan keadilan gender, sungguh, tidak dapat dipisahkan, dan harus menjadi bagian dari paradigma gerakan pembaruan pemikiran dan aksi masyarakat Islam. Terutama bagi masyarakat Islam di Indonesia.

Neng Dara Affiah, Komisioner Komnas Perempuan

»»  Readmore...

Puisi (Sahabat)

Sahabat,
Apa yang kita miliki
Tidak akan banyak manfaatnya
Kalau kita tidak membutuhkannya

Keinginan dan kebutuhan
Seringkali jauh berbeda
Dahulukan kebutuhan kita.
Seringkali kita melewatkan hal – hal  yang kita butuhkan
Karena kita mengejar hal – hal yang kita inginkan

Segala keahlian, kemampuan, materi, pengalaman
Yang kita miliki akan berguna
Saat kita memang membutuhkannya
Ditempat kita berada sekarang
»»  Readmore...

Budaya Facebook Dikalangan Mahasiswa

Siapa yang tak kenal facebook, mungkin akan dibilang gaptek lah atau apa lah sama teman – teman seusianya. Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang sedang populer saat ini. Mungkin facebook bisa disamakan sama Friendster, tetapi untuk pemakaiannya lebih nyaman dibandingkan Friendster. Hampir semua kalangan adalah pengguna facebook. Dari kalangan anak sekolah, mahasiswa, karyawan, orang tua kita bahkan kalangan manula (manusia lanjut usia) adalah pengguna facebook.
Semula, zuckerberg (pengembang facebook pertama kali) mengembangkan Facebook di dalam kamar asramanya semasa kuliah di Harvard. Anggota pertama yang bergabung di dalam facebook adalah teman – temannya sendiri. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu lebih, sepertiga dari mahasiswa Harvard telah menjadi anggota tetap Facebook.
Sampai saat ini pengguna facebook terus meningkat mencapai 100 juta member di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, Tercatat ada total 23.781.260 pengguna aktif Facebook di Indonesia dengan detil ada 13.942.460 pria dan 9.612.180 wanita. Selain itu kalau diperhatikan apabila jumlah pengguna pria dan wanita kurang dari jumlah total pengguna Facebook. Apabila dijumlahkan totalnya ‘hanya’ ada 23.554.640. Apa artinya? Artinya sungguh amat sangat mengejutkan karena ada 226.620 pengguna Facebook Indonesia yang diragukan jenis kelaminnya, entah pria entah wanita. Ada kemungkinan diantara mereka ada yg transgender [Maho] atau malah berkelamin ganda.
Kembali pada judul pembahasan di atas, budaya facebook dikalangan mahasiswa ?
Facebook bagi mahasiswa atau mahasiswi mungkin sudah menjadi salah satu situs wajib yang harus dikunjungi bila sedang ber-internetan. Bahkan tidak jarang seorang mahasiswa online internet hanya untuk ber-facebookan sama teman – temannya atau sekedar chat saja. Apalagi sekarang, hampir setiap mahasiswa mengganti handphonenya dengan BlackBerry (bahasa gaulnya BB) demi untuk bisa ber facebook an sama teman – teman atau lebih cepat mengupdate status mereka.
Menurut saya, yach…namanya teknologi pasti ada sisi positif dan negatif nya. Sisi positifnya kita bisa bekomunikasi dengan teman – teman yang lama, sarana diskusi belajar, sharing materi dan tugas kuliah. Kalo negatifnya terkadang situs jejaring sosial ini membuat banyak konflik sosial dikalangan mahasiswa itu sendiri bahkan tidak jarang membuat mahasiswa mengabaikan kehidupan mereka didunia nyata, seperti kuliah misalnya.
Yach…..kembali ke individunya bagaimana mereka memanfaatkan teknologi indormasi saat ini. Teknologi dapat menguntungkan  kalau kita bisa memanfaatkannya dan kita juga dapat ketinggalan kalau kita tidak mengikuti perkembangannya
»»  Readmore...

Hijrah Ke Jakarta

Sedih hati ini ketika meninggalkan orang tua demi mencari uang dan ilmu di Kota Metropolitan ini. Dengan bekal ilmu yang sudah di dapat waktu mengambil D3 jurusan Manajemen Informatika di kampus tercinta Universitas Sriwijaya Palembang serta pengalaman kerja yang di dapat dari PT. Telkom dan Carrefour Cabang Palembang.
Sudah setahun lebih perantauanku di Jakarta ini banyak yang kulalui dan kutemui.  Susah, senang, sedih, pahit, duka, kecewa, kurasakan menjadi satu. Semenjak pertama di Jakarta, alhamdullilah di beri kelancaran karena langsung dapat perkerjaan walaupun cuma bantu – bantu di kantor kakak sendiri.
Selama kerja di kantor kakak, saya mencoba – coba kirim lamaran pekerjaan di            PT. Dataframe Indonesia di Jalan Gatot Subroto. Seminggu setelah mengirim lamaran pekerjaan, alhamdullilah dapet panggilan untuk interview. Setelah saya interview, saya diterima kerja di Dataframe Indonesia tetapi ternyata saya juga dapat tawaran kerja di D3 Akuntansi Perpajakan Universitas Trisakti. Jadi bingung mau pilih pekerjaan yang mana ?
Akhirnya setelah minta masukan dari kakak tercinta, saya memilih masuk kerja ke Universitas Trisakti di bagian IT untuk mengembangkan Sistem Informasi Akademiknya. Walaupun disini saya belum diangkat jadi karyawan tetap, saya bersyukur karena saya dapat pekerjaan yang saya inginkan.
Tiga bulan saya kerja di Trisakti, saya dapat tawaran bergabung dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di Tim Standar Biaya. Di tim Standar Biaya ini, saya benar – benar dapat pengalaman banyak, bisa berteman dengan orang – orang yang intelektual, rata – rata semua sudah selasai S-2 semua bahkan ada yang sudah S-3. Ketua tim saya saja sebagai komisaris di Bank BRI dan Guru Besar di Universitas Gajahmada, yang lainnya kebanyakan dari dosen dan kepala sekolah Sekolah Menegah Kejuruan (SMK). Ada yang dari Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Yogyakarta, dan SMK sedangkan saya sendiri baru lulus Ahli Madya.
Kadang – kadang saya malu untuk bergabung dengan tim Standar Biaya ini karena background pendidikan saya yang masih Ahli Madya sedangkan mereka semua sudah Sarjana   S-2 semua bahkan ada yang S-3. Tetapi dengan pengalaman kerja yang saya dapat di Palembang membuat saya percaya  diri untuk bergabung dengan tim ini, dan saya juga mendapat dukungan dari keluarga dan teman se-tim saya sendiri.
Tidak terasa sudah sepuluh bulan saya bergabung dengan tim Standar Biaya, alhamdullilah kerjaan saya lancar dan selesai juga aplikasi yang saya buat untuk tim ini. Benar kata kakek saya “Selama kita terus berusaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, insya allah pekerjaan itu akan terselesaikan dengan lancar”. Saat ini, saya berharap tahun depan masih bergabung dengan Tim Standar Biaya BSNP.
Tidak terbayangkan oleh saya melanjutkan S1 jurusan Sistem Informasi di Universitas Gundarma mengambil kelas karyawan dengan biaya sendiri tampa sepeser pun minta bantuan dari orang tua, saya cuma minta restu dan do’a mereka supaya kuliah dan pekerjaan saya selalu lancar dan tidak ada kendala. Jadi, siang saya berkerja malamnya melanjutkan kuliah. Saya berharap, saya bisa tepat waktu selesai kuliah dan menggapai cita – cita yang belum tergapai.

Karena kehidupan ini tanpa asam garam kudu hambar. Nah, masalah apapun yang kita  hadapi, harus kita hadapin dengan sabar dan berusaha terus serta ber do’a kepada sang pencipta  supaya diperlancarkan semua, masalah rezeki yang kita dapat itu sudah di atur semua oleh Allah. Tinggal kita saja yang berusaha bagaimana cara mendapatkannya. (Najib)
»»  Readmore...